Dia Dekat Denganku
Kadang gak pernah kita sadari, Orang yang pernah kita lihat, beberapa kali bertemu tanpa sengaja, akhirnya jadi milik kita selamanya. “ Iya nggak sih?” Percaya gak percaya deh, Anis, gadis periang, gak sombong, sederhana, mengalami hal ini.
Umurnya dua puluh tahun, kata orang sudah pantas punya kekasih. Anis gadis yang periang, tidak sombong,biasa saja, senang banget sama yang namanya melukis dan orang yang terkadang ceroboh. “Anis, loe bisa anterin gue ke toko buku?”. Ini namanya Fais, cowok yang suka banget sama Anis, tapi hanya jadi sahabat saja. “Iya, bentar dulu!. Gue mau ketemu dosen dulu”. Mereka berdua berangkat dengan taxi, sampai di toko buku tanpa sengaja Arin menabrak seseorang. Kalian tahu dia siapa?, dia Surya cowok yang terkenal ganteng dan keren di kampusnya.
“Aduh!!!, woy mas?!!, jalan pake mata jangan pake dengkul?”.
Surya dengan cueknya dia tinggalin aja itu cewek karena dia enggak peduli.
“Iih, dasar ya?!!, cowok aneh?!!”.
Anispun meninggalkan cowok itu lalu masuk ke toko buku, bersama Fais. Kita lanjutin lagi bahas yang namanya Surya, dia cowok yang kaya raya suka banget sma cewek yang cantik, modis dan bagi dia perfect banget. “Eh, gue ke dokter dulu ya?”, Anis pergi meninggalkan Fais di toko buku. Rumah sakit kecil yang sama sekali terpencil disudut Jakarta, ibunya Anis adalah seorang dokter yang sederhana. Anis duduk dikursi yang memang tempat penunggu pasien, empat kursi dan di balik pintu itu ada siapa?, Surya dia sedang menunggu adennya yang sedang diobati karena terjatuh dari tangga. “Ma, ngapain sih?, lama banget?, aku udah laper?”. Mamanya memeluk Anis, “Ya, ampun anak mama?, tadi ada anak kecil yang jatuh di tangga?, yuk pulang?”. Anis melewati Surya yang sedang melakukan administrasi adenya, Anis yang memeluk mamanya tidak meyadari. “Eh, jangan manja loe?!!, bisa kan jalan sendiri?”, Adenya hanya mengerenyit. “Huh!!, punya kakak kayak begini?!!”.
“Apa, loe bilang?!!”. Adenya langsung lari ke mobil, dengan cepat.
Besok harinya, Anis libur kuliah dan Fais menelephone mengajak jalan ke mall. Di sisi lain Surya juga di telephone oleh temannya yang ingin mengajak jalan tapi di mall yang lain. “Fais, kayaknya gue bosen di mall ini terus kalau jalan?, pindah yuk?”. Fais langsung mengangguk apa yang di katakana Anis. “Aduh bro, gue enggak pw banget disini?, jangan disini deh?, gimana kalau kita nonton di tempat yang waktu itu?”. Surya berbicara dengan tiga sahabatnya dan satu cewek yang menyukainya. “Yaudah?, gue juga bosen disini?”. Anis pergi ke mall yang sama dengan Surya, mereka tidak bertemu begitu saja. Mereka nonton di bioskop yang sama. Hanya bersebrangan mereka duduk, padahal Surya sempat melihat Anis. Hanya melihat sebentar lalau berbicara dengan temannya dan film sudah dimulai, setelah dua jam film berakhir. “Gue duluan ya?, kebelet pengen ke kamar mandi?”, Anis lari terburu-buru ke kamar mandi. Surya yang ditabraknya tidak sadar hanya mengeluh sakit karena ditabrak. “Whoy, sakit tahu!!”, Anis tidak mempedulikannya hanya menoleh sedikit lalau pergi begitu saja. “Kamu enggak apa Surya?”, Cewek yang menyukai Surya langsung dengan pedenya memperhatikannya. “Sudah!!, jangan sentuh gue, bisa gue jalan sendiri”. Surya dan teman-temannya keluar dari bioskop ke tempat restoran mahal, dan Anis keluar dari kamar mandi bertemu Fais. “Eh, loe laper enggak?”, Fais mengangguk.
“Nis, loe sadar enggak sih cowok yang lo tabrak tadi, pernah ketemu juga?”.
“Masa?, peduli gue juga apa?, makan disana yuk?”, Anis langsung menarik tangan Fais. Restoran mahal yang di duduk-i Surya, tidak jauh dari Restoran biasa yang ditempati Anis. “Fais, kenapa gue enggak pernah punya cowok ya?, temen gue, elo terus?, eh, Fais ke toko Lukisan yuk?”. Surya yang sedang menyeruput minumannya, tersedak saat tiga teman cowoknya itu membicarakan cewek. “Maksud loe apa?, gue enggak segampang itu lagi suka sama cewek?, lagi pula enggak pernah gue serius sama cewek?, sumpah kalo gue bisa serius sama cewek gue miskin deh?”. Tiga temannya tertawa terbahak-bahak, “Serius loe?, tuh, denger Yu?, Loe enggak jadi cewek yang diseriusin kalo loe jadi ceweknya?”. Muka Ayu cewek yang menyukai Surya langsung cemberut, tidak karuan. “Udah, puas?, gue balik duluan ya?, ade gue Marina minta jemput?”. Surya langsung membayar makanannya dan meninggalkan mall itu, jadi lupa memperkenalkan adenya. Marina adenya Surya yang sangat suka melukis. Dia les di tempat Anis kerja mengajar juga, hari ini Marina les karena supir dirumahnya sedang pulang kampung. Surya harus bertanggung jawab atas adenya. “Nis, loe enggak mengajar les hari ini?”, Anis tersenyum dengan Fais. “Tahu enggak kenapa gue minta anterin ke toko lukisan?, karena gue mau beli kanvas?”. Fais langsung terdiam dan mengikuti Anis, Anis membeli enam kanvas sedang untuk mengajar. Sampai Anis ditempat kerjanya, Fais langsung pamit untuk pulang ke rumah. “Kakak?!!, lama banget sih?, kemana aja?, aku udah telat?”, muka Marina ditekuk dengan sebalnya, Marina ambil kunci mobil kakaknya dan membawanya. “Woy!!, Rin?!!”. Marina lari dan ditarik dengan Surya, “Sudah biar aku yang nganterin, sini?, kamu masuk sana”. Marina duduk dimobil dengan muka cemberut, Surya menggoda terus adenya untuk tertawa, sampai akhir Marina tertawa. “Kak, ikut aku ngelukis yuk?”, Kakaknya tertawa.
“Tidak salah, kamu menyuruh kakak untuk ikut kamu?, enggak ah!, kakak males kamu aja”, Marina diam. Sampai akhirnya Marina turun dari mobil, “Kak, jemput aku jam segini?”. Surya mengangguk dan pergi dengan kacamata hitamnya, padahal Anis pas keluar menyambut Marina. “Hey, kamu kenapa terlambat?”, Marina tersenyum. “Maaf ya?, kak hari ini kita melukis apa?”. Anis hanya menunjuk buku diary miliknya, “Kak?, enggak salah kan?, melukis buku diary?”.
“Enggak, kamu mulai dari sini?, semua itu harus dari awal”. Surya, datang dan menunggu dengan merokok. Fais datang dengan motor bebeknya, dan melihat Surya yang duduk di cap mobil mewahnya. “Marina, lanjutin dirumah boleh?, aku bawa boleh diarynya?”.
“Boleh, kan kunci diarynya ada di aku?, jadi boleh saja”, Marina tersenyum.
“Makasih ya kak?, kakak aku udah jemput duluan ya?”. Anis yang didalam tidak keluar, karena membereskan tempat yang kotor dengan cat. Marina keluar dengan manisnya melihat Fais, membuat Fais terpesona melihat Marina, sampai mobil pergi jauh. Fais bertanya cewek cantik itu siapa kepada Anis, dan Anis berbicara sambil tersenyum. Fais diantar Anis pulang kerumahnya. Anis orang yang berkecukupan, tapi Anis mau bekerja agar mendapat uang sendiri.
Kuliah hari ini membuat Anis sangat bosan, karena banyak ceritanya. Anis yang duduk manis dengan pita merahnya di rambut, membuat dia semakin terlihat manis, keluar kelas dan pergi ke mall, dalam hatinya selalu berbicara mengapa hidupnya membosankan yang tidak mempunyai kekasih yang nerima dia apa adanya. Disisi lain Surya juga pergi ke mall ingin membeli buku, hal yang sama di dalam hati Surya mengapa hidupnya membosankan. Surya tidak pernah menemukan cewek yang bisa menerima apa adanya, cewek yang dia temukan selalu ingin hartanya dan selalu melihat ke gantengannya. Anis dan Surya berjalan dengan berlawanan arah, mereka tidak menyadari bahwa mereka itu dekat.
“Ya, ampun Anis lupa mau beli buku?”. Anis langsung berbalik arah menuju toko buku dengan berlari, karena hari ini dia ingat harus mengajar. Anis tidak sadar melewati Surya lagi, Surya kali ini melihatnya dan dia berpikir seperti pernah bertemu. Pita itu terlepas dari rambutnya Anis, dan itu tidak disadarinya. Surya berjalan mengambil pita itu dan pas mau memanggil sudah terlalu jauh, Surya hanya menghela nafas dan mengantongi pita itu. “Mba, saya mau cari buku tentang lukisan dimana ya?”, Pelayan itu keluar pas sedang membawa buku-buku lukisan yang ingin disusunnya. Anis langsung mengambilnya dan membayarnya.
“Kak, jemput aku dong?!!”
“Dasar bawel!!, tunggu kakak lagi di mall, kakak sudah mau naik mobil”. Surya meninggalkan mall dengan terburu-buru, padahal dia ingin memberikan pita itu pada cewek itu, maksudku Anis. Anis pergi dengan taxi ke tempat mengajarnya, dengan tenang dia merapihkan rambutnya di spion taxi. Anis baru tersadar bahwa pita yang dia sering pakai hilang, dia mencarinya ditas tetap saja tidak ketemu. Surya yang sedang mengantar Marina, diam terus dalam perjalanan. “Kak, kok diem aja?, tadi lama di mall, ngapain aja?”
“Kakak, tadi ketemu cewek sepertinya kakak sering melihatnya?, seperti di mimpi?”
“Aah, kakak suka aneh?, cewek mana yang kakak enggak suka kalau cantik?”
“Ini lain de?, dia itu lain?, tadi pita dari rambutnya terlepas sepertinya terburu-buru”, Surya langsung mengeluarkan pia tersebut.
Marina langsung terkejut melihat pita itu dan memegangnya dia teringat dengan Pengajar lukisnya, “Kak, enggak salah?, tapi mungkin banyak yang menggunakan pita ini?”.
“Maksud kamu apa, de?”
“Hmm, yang mengajari aku lukis suka sekali menggunakan pita ini?, tapi mungkin lain?”.
Perjalanan berlanjut sampai akhirnya sampai di tempat les, “Kak, kali ini kakak harus turun?, karena kakak ingin tahu kan siapa pemakai pita ini?”.
“Aduh, aku malu de?, enggak ah!!, aku tunggu sampai kamu pulang?”, Marina mengenggam tangan kakaknya.
“Kak?, kamu ikut jadi orang yang melukis aja?, kakak pasti akan terpesona?, karena dia orangnya baik banget kak?”. Surya akhirnya turun dengan takut, baru kali ini ada seorang cowok ganteng, kaya dan digila-i banyak wanita tunduk karena takut dengan cewek bernama Anis.
“Kak, Anis?”,
Anis menoleh dengan cantiknya dia memberikan senyuman, Surya yang melihat sampai tidak berkedip karena terpesona akan senyumannya. Surya benar-benar yakin kalau Anis itu hadir di mimpinya, padahal dia bukan bermimpi tetapi dia benar-benar sering bertemu tanpa tersadari.
“Kak, ini kakak aku?, namanya,,,”, Surya langsung memberikan tangannya dan tersenyum.
“Nama aku Surya”, Anis yang tersenyum langsung berpikir yang sama, sepertinya dia pernah bertemu Surya dan Anis langsung mengabaikan pikiran itu. “Nama aku Anis, mau ikut melukis?”, Marina langsung menarik kakaknya ke dalam. Saat pelajaran lukis, Fais datang dengan ibunya Anis. “Mama?, ada apa ma?”, Mamanya ingin melihat bagimana Anis itu bekerja, dan Marina melihat mamanya Anis langsung tersenyum dan mencium tangannya karena pernah merawatnya di rumah sakit. Mamanya Anis baru tersadar, saat sedang tertawa Fais datang dengan motornya. “Fais, kamu katanya mau kenal dengan Marina?”, Fais tersenyum malu sama halnya dengan Marina. Surya keluar dengan tangan yang penuh cat. Fais langsung menunjuk sambil berpikir, semua langsung tertuju dengan Fais. “Anis, loe tahu dia siapa?, loe sadar enggak?”,
“Maksud loe apa sih?”. Surya, dan Anis langsung kebinggungan,
“Cowok ini selalu ada pada saat kita ada?”. Fais langsung menjelaskan bahwa selama ini mereka sering bertemu, hanya Fais yang tahu, karena Fais selalu dibelakang Anis. Surya dan Anis langsung saling berpandangan, pantas saja wanita itu seperti dalam mimpi. Mamanya Anis langsung memeluk Anis dan berkata, “Mungkin kalian berjodoh?”. Langsung terdiam semua, ternyata memang benar, sekarang memang berteman dulu. Dua bulan kemudian mereka berpacaran, dan empat tahun kemudian mereka menikah. Surya dan Anis bisa menerima apapun yang terjadi pada masa lalu mereka, manusia kan tidak ada yang sempurna. Anis dan Surya berkata dalam hatinya, dia dekat denganku.